infowarkop.web.id Desa Sukamulia Timur di Lombok Timur menjadi saksi bangkitnya kemandirian ekonomi perempuan melalui kelompok Pekka (Perempuan Kepala Keluarga). Di dusun Dasan Tiga, kelompok ini beranggotakan para ibu rumah tangga yang sebagian besar menjalani hidup sebagai janda cerai atau janda yang ditinggal oleh suami. Meski menghadapi kondisi sosial yang tidak mudah, mereka menolak menyerah pada keadaan.

Dengan semangat kolaborasi, ibu-ibu Pekka berhasil menciptakan sebuah produk yang kini mulai dikenal luas, yaitu Kopi Pade Mele. Nama ini tidak hanya menjadi identitas produk, tetapi juga simbol perjuangan perempuan dalam membangun ekonomi keluarga dan komunitas.


Lahirnya Produk Kopi dari Tangan Perempuan Tangguh

Kopi Pade Mele lahir dari keinginan kuat untuk memanfaatkan potensi lokal sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga. Para anggota Pekka banyak yang memiliki pengetahuan dasar mengenai pengolahan kopi, karena sebagian keluarga mereka bekerja di sektor perkebunan. Namun sebelumnya, kemampuan ini belum pernah dimanfaatkan secara maksimal.

Melihat peluang itu, kelompok Pekka mulai mempelajari proses pengolahan kopi secara lebih profesional. Mereka belajar mengenai seleksi biji kopi, teknik penyangraian, hingga cara menciptakan racikan kopi yang memiliki cita rasa khas. Semua proses dilakukan secara mandiri di rumah warga, dengan peralatan sederhana namun penuh ketelitian.

Kopi Pade Mele bukan sekadar produk sembarang kopi. Ia merupakan hasil racikan dengan resep turun-temurun yang diadaptasi oleh para ibu. Racikan ini membuat produk mereka berbeda, memiliki karakter kuat, dan aroma yang khas.


Proses Pengolahan yang Menjaga Nilai Lokal

Para ibu Pekka memastikan bahwa setiap langkah dalam pengolahan Kopi Pade Mele dilakukan dengan standar kebersihan dan kualitas yang tinggi. Mereka memulai dengan memilih biji kopi terbaik dari petani lokal. Proses seleksi ini sangat penting agar rasa akhir kopi tetap konsisten.

Setelah itu, biji kopi disangrai menggunakan metode tradisional yang tetap menjaga karakter rasa. Proses sangrai dilakukan dengan hati-hati agar tingkat kematangan merata. Perempuan-perempuan ini memahami bahwa setiap detik memengaruhi aroma dan rasa kopi, sehingga mereka bekerja dengan penuh kesabaran.

Setelah sangrai, kopi digiling dengan tingkat kehalusan yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Ada yang dibuat halus untuk seduhan tubruk, ada juga yang dibuat medium untuk kebutuhan kafe atau pembeli yang menggunakan alat seduh modern.

Semua proses ini dilakukan di lingkungan kampung, namun kualitasnya tidak kalah dari produk komersial modern. Kekuatan utama Kopi Pade Mele terletak pada perpaduan antara metode tradisional dan standar kualitas yang ketat.


Dari Kampung untuk Pasar yang Lebih Luas

Awalnya, Kopi Pade Mele hanya dijual dalam lingkup desa. Namun informasi mengenai kualitasnya cepat menyebar dari mulut ke mulut. Banyak warga desa tetangga yang mulai mencari produk ini. Melihat respons positif masyarakat, kelompok Pekka mulai memperluas pemasaran melalui media sosial dan bazar UMKM.

Label sederhana mulai diganti dengan kemasan yang lebih modern. Kelompok Pekka membuat logo, memperbaiki desain kemasan, dan memberikan informasi lengkap mengenai produk. Langkah ini meningkatkan kepercayaan pembeli, terutama dari luar daerah.

Kini, Kopi Pade Mele tidak hanya hadir di pasar tradisional, tetapi juga mulai memasuki pasar online. Banyak perantau asal Lombok yang membeli kopi ini sebagai oleh-oleh atau sebagai cara mengenang kampung halaman.


Pekka Sebagai Ruang Belajar dan Dukungan Emosional

Kelompok Pekka tidak hanya berfungsi sebagai wadah produksi. Di dalamnya, para ibu saling mendukung secara emosional. Banyak dari mereka yang menjalani hidup sebagai kepala keluarga tunggal setelah ditinggal suami. Mereka menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan psikologis yang tidak ringan.

Melalui kegiatan produksi kopi, mereka menemukan ruang untuk saling menguatkan. Pertemuan rutin menjadi waktu bagi mereka untuk berbagi pengalaman, berdiskusi mengenai cara meningkatkan kualitas produk, serta belajar tentang strategi pemasaran.

Di sisi lain, keberhasilan Kopi Pade Mele menumbuhkan rasa percaya diri. Kini, para ibu Pekka tidak hanya menjadi konsumen ekonomi, tetapi aktor utama dalam produksi dan pemasaran. Mereka menggerakkan roda ekonomi desa dari sebuah unit usaha yang awalnya sangat sederhana.


Dukungan Komunitas dan Harapan Masa Depan

Pemerintah desa dan warga sekitar memberikan dukungan dalam pengembangan Kopi Pade Mele. Banyak yang ikut mempromosikan produk ini, baik melalui kegiatan komunitas maupun acara desa. Bahkan beberapa kafe lokal mulai menggunakan Kopi Pade Mele sebagai salah satu pilihan menu mereka.

Ke depannya, kelompok Pekka berharap dapat memiliki tempat produksi yang lebih besar dan alat penyangrai yang lebih modern. Dengan begitu, kapasitas produksi bisa ditingkatkan dan kualitas bisa terus terjaga. Mereka juga berencana membuat variasi produk seperti kopi bubuk siap seduh dan kopi kemasan kecil untuk oleh-oleh wisatawan.


Penutup

Kopi Pade Mele adalah bukti bahwa potensi desa dapat berkembang pesat ketika dikelola dengan komitmen, kreativitas, dan kerja sama. Berkat tangan-tangan ibu Pekka di Desa Sukamulia Timur, produk kampung ini naik kelas dan mulai dikenal lebih luas.

Lebih dari sekadar kopi, Pade Mele adalah simbol ketangguhan perempuan. Ia membawa cerita tentang harapan, kemandirian, serta kemampuan komunitas kecil untuk melahirkan karya besar. Di setiap kemasannya, tersimpan perjuangan perempuan yang ingin memberikan masa depan lebih baik bagi keluarga dan desanya.

Cek Juga Artikel Dari Platform capoeiravadiacao.org

By mimin