infowarkop.web.id Langkah berbeda dilakukan Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso dalam menjaga keamanan wilayahnya.
Alih-alih menggelar rapat formal di kantor, ia memilih duduk bersama warga di Warung Kopi Rondo Kuning, Desa Tritik, Kecamatan Rejoso.

Warung kopi menjadi tempat yang sederhana namun penuh makna. Suasana santai membuat masyarakat lebih terbuka dalam menyampaikan aspirasi. Kapolres menyebut, pendekatan ini bertujuan memperkuat komunikasi antara aparat dan warga secara langsung.

“Kami ingin mendengar langsung suara masyarakat. Dialog santai seperti ini justru lebih efektif untuk membangun kepercayaan,” ujar Henri.

Kegiatan tersebut dihadiri unsur Forkopimcam Rejoso, para kepala desa se-kecamatan, komunitas trail adventure, serta warga sekitar. Juga hadir Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Tatit Heru Tjahjono, yang memberi dukungan penuh terhadap inisiatif ini.


Warung Kopi Jadi Simbol Keakraban Polisi dan Masyarakat

Pemilihan warung kopi sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan. Bagi masyarakat Nganjuk, warung kopi adalah ruang sosial tempat berbagai kalangan berkumpul. Di sinilah informasi, cerita, dan ide sering kali lahir.

Kapolres menilai, ruang semacam ini sangat ideal untuk menyampaikan pesan Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat). “Kami ingin pesan keamanan tidak hanya lewat spanduk atau media sosial, tapi lewat obrolan nyata,” jelasnya.

Suasana santai membuat masyarakat lebih leluasa bertanya tentang berbagai persoalan di desa. Mulai dari isu pencurian, keamanan jalan malam, hingga kenakalan remaja menjadi topik utama yang dibahas.

Beberapa warga juga menyampaikan keluhan soal aktivitas balap liar dan maraknya penipuan online. Polisi pun memberi penjelasan langsung dan menawarkan solusi cepat.


Ajakan Aktifkan Siskamling dan Peran Warga

Dalam kesempatan itu, AKBP Henri mengajak masyarakat untuk kembali mengaktifkan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).
Ia menekankan bahwa keberhasilan menjaga keamanan tidak bisa hanya diserahkan kepada aparat.

“Polisi hadir di tengah masyarakat, tapi keamanan akan lebih kuat jika warga juga berperan aktif,” katanya.

Kapolres juga memperkenalkan layanan pengaduan cepat melalui WhatsApp Lapor Kapolres di 0811-5111-0110 dan Call Center 110 yang aktif selama 24 jam.
Masyarakat dapat menggunakannya untuk melaporkan kejadian darurat tanpa harus datang ke kantor polisi.

“Kami ingin warga tahu bahwa Polres Nganjuk terbuka dan siap menindaklanjuti setiap laporan,” tambah Henri.


Bakti Sosial dan Wujud Kepedulian Nyata

Selain berdialog, kegiatan ini juga diisi dengan pembagian paket sembako kepada warga sekitar.
Langkah ini menjadi bentuk nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat, bukan hanya dalam konteks penegakan hukum, tetapi juga kepedulian sosial.

Puluhan warga tampak antusias menerima bantuan sembako yang dibagikan langsung oleh Kapolres bersama jajaran Forkopimcam Rejoso.
Mereka berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan secara rutin di berbagai kecamatan lain di Nganjuk.

Seorang warga Desa Tritik mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Kami merasa lebih dekat dengan polisi. Kalau ada masalah, jadi tidak sungkan melapor,” ujarnya.


Apresiasi dari Forkopimcam dan DPRD Nganjuk

Camat Rejoso, Teguh Ovi Andriyanto, menyampaikan apresiasi atas langkah Polres Nganjuk yang terus berinovasi dalam pendekatan kepada masyarakat.
Menurutnya, kegiatan ini memperkuat rasa kebersamaan antarwarga sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan.

“Kegiatan seperti ini membawa dampak positif. Masyarakat merasa dihargai dan didengar. Hubungan sosial jadi makin kuat,” ujar Teguh.

Ketua DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono juga menyampaikan hal serupa. Ia memuji cara Kapolres mengemas pertemuan dengan gaya dialog terbuka dan non-formal.

“Pendekatan humanis seperti ini sangat penting. Masyarakat butuh polisi yang tidak hanya hadir saat ada masalah, tapi juga saat ingin berdiskusi dan mencari solusi,” katanya.


Kolaborasi Antara Pemerintah dan Komunitas Lokal

Selain unsur pemerintah, pertemuan ini juga dihadiri oleh komunitas trail adventure, kelompok yang sering beraktivitas di kawasan perdesaan dan hutan Rejoso.
Mereka memiliki peran strategis dalam mendukung keamanan wilayah, terutama dalam menginformasikan kondisi medan dan kegiatan masyarakat di lapangan.

Kapolres mengajak komunitas tersebut untuk ikut menjadi “mata dan telinga” aparat di daerah terpencil.
“Kami menghargai partisipasi komunitas lokal. Mereka punya jaringan yang luas dan bisa membantu menciptakan keamanan bersama,” ujar Henri.

Forkopimcam Rejoso menilai bahwa sinergi lintas elemen — mulai dari aparat, perangkat desa, komunitas, hingga masyarakat umum — merupakan fondasi penting dalam membangun wilayah yang aman dan kondusif.


Langkah Berkelanjutan untuk Kamtibmas Nganjuk

Dialog di Warung Kopi Rondo Kuning hanyalah awal dari serangkaian program silaturahmi Kamtibmas yang akan digelar di berbagai kecamatan di Nganjuk.
Kapolres berencana melanjutkan kegiatan serupa ke daerah lain dengan format yang sama: santai, terbuka, dan langsung menyentuh masyarakat.

“Pendekatan seperti ini efektif membangun rasa percaya. Kami ingin menjadikan warung kopi sebagai ruang aspirasi publik,” ucap Henri.

Ia menegaskan, keamanan bukan hanya tanggung jawab Polri, melainkan tanggung jawab kolektif antara aparat dan warga.
Dengan komunikasi yang baik dan kepercayaan yang kuat, potensi gangguan keamanan dapat dicegah sebelum terjadi.


Kesimpulan: Keamanan Dimulai dari Kebersamaan

Kegiatan duduk bareng warga di Warung Kopi Rondo Kuning menunjukkan bahwa menjaga keamanan tidak selalu harus dilakukan lewat forum resmi.
Terkadang, obrolan sederhana di meja kopi justru membuka ruang dialog yang lebih jujur dan produktif.

Inisiatif Polres Nganjuk membuktikan bahwa pendekatan humanis dan komunikasi langsung dengan masyarakat dapat memperkuat rasa aman sekaligus menumbuhkan kedekatan emosional antara polisi dan rakyat.
Dengan sinergi dan kebersamaan, cita-cita menciptakan Nganjuk yang aman, nyaman, dan guyub dapat terwujud nyata.

Cek Juga Artikel Dari Platform musicpromote.online

By mimin