infowarkop.web.id Kabupaten Malang memiliki sejarah panjang sebagai salah satu sentra kopi terbaik di Jawa Timur. Tanahnya yang subur, cuaca yang stabil, serta ketinggian wilayah yang mendukung membuat daerah ini ideal untuk menghasilkan kopi dengan karakter rasa kuat. Namun potensi tersebut belum selalu diikuti oleh kualitas dan standar produksi yang memadai. Banyak petani masih mengandalkan metode tradisional yang diwariskan turun-temurun, sehingga hasilnya tidak selalu konsisten atau mampu bersaing di pasar premium.
Kondisi tersebut perlahan berubah ketika Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) masuk sebagai pendamping. Perguruan tinggi ini tidak hanya hadir untuk memberikan pelatihan dasar, tetapi juga mengarahkan petani agar dapat menghasilkan specialty coffee yang memenuhi standardisasi SNI. Pendekatan ilmiah yang dibawa kampus tersebut memberikan warna baru pada cara petani memandang dunia perkopian.
Mengubah Cara Pandang Petani Terhadap Kualitas
Salah satu tantangan terbesar dalam sektor kopi adalah kesenjangan pengetahuan antara petani dan pasar. Banyak petani belum mengetahui bagaimana proses pengolahan, penyortiran, hingga tahap pascapanen mempengaruhi skor cupping dan nilai jual.
Pendampingan UKWMS hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Tim akademisi memperkenalkan konsep specialty coffee, yaitu kopi dengan nilai cupping tinggi, ditentukan oleh proses yang rapi dan kehati-hatian sejak panen hingga roasting. Petani mulai memahami bagaimana pemilihan buah matang, fermentasi yang tepat, hingga pengeringan yang konsisten dapat meningkatkan kualitas secara drastis.
Perubahan pola pikir ini menjadi kunci awal transformasi. Petani yang sebelumnya fokus pada kuantitas kini melihat nilai lebih dari menjaga kualitas. Mereka mulai mengaplikasikan metode yang lebih bersih, terukur, dan sesuai standar nasional.
Pendampingan Teknologi Pascapanen
Selain edukasi teori, UKWMS memberikan dukungan praktik di lapangan. Pelatihan difokuskan pada teknik pascapanen, seperti:
- Sortasi buah ceri berkualitas
- Penggunaan alat pengupas buah yang higienis
- Fermentasi terkontrol untuk menjaga cita rasa
- Teknik pengeringan raised bed agar tidak terkontaminasi tanah
- Pengemasan biji hijau agar tidak mudah menyerap kelembapan
Pendekatan berbasis riset ini membuat petani memahami bahwa setiap tahap memiliki peran penting. Kesalahan kecil, seperti pengeringan yang terlalu cepat atau penyimpanan di ruangan lembap, bisa menurunkan skor cupping. Kesadaran ini berdampak besar pada konsistensi kualitas yang selama ini menjadi kelemahan produksi tradisional.
Standar SNI Menjadi Target Baru
Dengan meningkatnya kesadaran kualitas, petani mulai diarahkan untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait produksi kopi. SNI bukan hanya formalitas, tetapi acuan mutu yang menentukan apakah sebuah produk layak masuk pasar premium.
UKWMS menekankan pentingnya dokumentasi proses, pencatatan batch, serta uji mutu berkala. Petani diperkenalkan pada cara mengevaluasi biji secara visual, memeriksa kadar air, dan memahami standar kebersihan dalam pemrosesan. Dengan demikian, mereka tidak hanya mengikuti aturan, tetapi juga mengetahui alasan ilmiah di balik setiap ketentuan.
Penerapan SNI membuat produk kopi dari Kabupaten Malang memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar domestik premium hingga pasar ekspor. Kopi yang konsisten kualitasnya selalu lebih diminati oleh roastery dan buyer internasional.
Dampak Ekonomi bagi Petani
Specialty coffee memiliki nilai jual jauh lebih tinggi dibandingkan kopi komersial. Setelah menjalani pendampingan, banyak petani mulai merasakan peningkatan harga jual biji hijau yang sebelumnya hanya dihargai standar pasar. Kini, beberapa kelompok petani dapat menjual kopi dengan harga lebih tinggi karena nilai cupping yang meningkat.
Keuntungan ini tidak hanya dirasakan oleh petani yang terlibat secara langsung. Rantai ekonomi lokal ikut terdongkrak. Pengrajin mesin pengolah, pemilik lahan pengeringan, hingga pengusaha kedai kopi di Malang ikut merasakan dampak positif dari naiknya perhatian terhadap kopi specialty.
Mendorong Kolaborasi Antara Akademisi dan Petani
Kolaborasi antara kampus dan petani menjadi salah satu contoh bagaimana riset dan pendidikan dapat memberikan dampak nyata pada masyarakat. UKWMS tidak datang sebagai pihak yang menggurui, tetapi sebagai mitra yang mendampingi. Pendekatan kolaboratif seperti ini membuat petani merasa dihargai pengetahuannya, sekaligus terbuka terhadap inovasi.
Interaksi antara akademisi dan petani menghadirkan proses belajar dua arah. Para dosen dan mahasiswa mendapatkan pemahaman langsung mengenai kondisi lapangan, sementara petani memperoleh informasi berbasis penelitian yang dapat diterapkan dengan hasil nyata.
Harapan untuk Masa Depan Kopi Malang
Transformasi ini menunjukkan bahwa potensi kopi Malang masih sangat besar. Dengan adanya pendampingan berkelanjutan, konsistensi produksi, dan kesadaran mutu, wilayah ini berpeluang menjadi salah satu pusat specialty coffee terbaik di Indonesia. Keberhasilan memenuhi standar SNI adalah langkah awal menuju pasar regional dan internasional yang lebih luas.
Ke depan, kolaborasi seperti ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain. Ketika petani, akademisi, dan pelaku industri bersinergi, kualitas produk lokal dapat meningkat sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen kopi unggulan dunia.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritapembangunan.web.id
