infowarkop.web.id, Harga kopi dunia kembali melonjak pada perdagangan Kamis (4/9/2025). Pemicunya, laporan terbaru Conab memangkas perkiraan hasil panen kopi Brazil. Kondisi ini memperburuk sentimen pasar yang sebelumnya sudah khawatir akibat turunnya stok Arabika di ICE ke level terendah dalam satu setengah tahun.
Harga Kopi Arabika & Robusta Menguat
Di ICE New York, kontrak Arabika Desember naik USD 5,30 atau sekitar 1,42% ke level USD 373,30 per pon. Sementara itu, kontrak Robusta November di ICE London juga ikut menguat USD 16 atau 0,36%.
Lonjakan harga ini erat kaitannya dengan revisi laporan Conab yang memangkas proyeksi hasil kopi Brazil tahun 2025 sebesar 4,9% menjadi 35,2 juta kantong. Sebelumnya, pada Mei 2025, proyeksi masih berada di 37 juta kantong. Produksi total kopi Brazil 2025 juga turun 0,9% menjadi 55,2 juta kantong.
Ekspor Global Melemah, Stok Menyusut
Tidak hanya Brazil, data dari International Coffee Organization (ICO) menunjukkan ekspor kopi global Juli 2025 turun 1,6% menjadi 11,6 juta kantong. Secara akumulatif sejak Oktober 2024 hingga Juli 2025, ekspor masih turun 0,3%.
Stok Robusta di ICE juga terkikis, tercatat hanya 6.552 lot, level terendah dalam sebulan. Sementara persediaan Arabika bahkan lebih memprihatinkan, hanya tersisa 686.863 kantong, level terendah dalam 15 bulan terakhir.
Brazil Tekan Pasokan, Vietnam Turun Produksi
Kondisi pasokan makin ketat setelah Kementerian Perdagangan Brazil melaporkan ekspor kopi belum dipanggang pada Juli 2025 turun 20,4% dari tahun sebelumnya menjadi 161.000 ton. Laporan Cecafe juga memperkuat tren tersebut, dengan catatan ekspor kopi hijau Brazil anjlok 28% menjadi 2,4 juta kantong.
Vietnam, produsen kopi Robusta terbesar dunia, juga menghadapi masalah. Produksi 2023/24 diperkirakan merosot 20% menjadi 1,47 juta ton—terendah dalam empat tahun. Ekspor sepanjang 2024 juga turun 17,1%. Meski pada 2025 ada kenaikan tipis 6,9% menjadi 1,05 juta ton, jumlah tersebut tetap dinilai belum cukup menutupi defisit global.
Cuaca Jadi Faktor Kunci
Cuaca masih menjadi variabel utama. Hujan di atas rata-rata yang terjadi di Minas Gerais, Brazil, sempat menenangkan pasar karena membantu fase berbunga kopi. Namun, laporan panen dari Cooxupe menunjukkan progres sudah 94,9% hingga akhir Agustus, dan sebagian besar stok sudah masuk pasar, memberi tekanan baru pada harga.
Prediksi Pasar & Analisis Teknikal
USDA dalam laporan Juni 2025 memperkirakan produksi kopi global 2025/26 naik 2,5% menjadi 178,6 juta kantong. Namun, Volcafe memperingatkan bahwa Arabika justru berisiko defisit hingga 8,5 juta kantong, lebih lebar dari tahun lalu.
Secara teknikal, harga Arabika memiliki support di USD 364 dan USD 337. Sementara resistance berada di USD 399 dan USD 412. Jika penembusan resistance terjadi, harga Arabika berpotensi melanjutkan reli lebih tinggi.
Kesimpulan
Naiknya harga kopi dunia saat ini merupakan kombinasi dari revisi panen Brazil, turunnya produksi Vietnam, stok global yang menipis, hingga faktor kebijakan perdagangan. Kondisi ini menjadi alarm bagi pelaku industri kopi, baik petani, eksportir, maupun konsumen global.
Bagi pecinta kopi, lonjakan harga di pasar global berpotensi berdampak pada harga di tingkat ritel. Meski begitu, peluang tetap terbuka bagi negara produsen lain untuk mengisi kekosongan pasar.
Cek juga artikel paling baru dan paling top di lagupopuler.web.id
