Komunitas Coffee Morning di Abdya Ubah Warung Kopi Jadi Ladang Dakwah, Hadirkan KH. Idrus Ramli untuk Tausyiah

infowarkop.web.id – Warung kopi yang selama ini dikenal sebagai tempat nongkrong dan bermain gim daring, kini menghadirkan suasana yang berbeda di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Sejumlah pemuda dari Kecamatan Blangpidie dan Susoh mengubahnya menjadi ruang dakwah dan penguatan nilai-nilai keislaman.

Inisiatif ini dipelopori oleh Komunitas Coffee Morning di bawah binaan Abati Azhar Hasan. Melalui kegiatan rutin, mereka memanfaatkan warung kopi sebagai lokasi pengajian dan diskusi agama Islam.

“Kegiatan ini rutin kami laksanakan sebagai upaya menjadikan ruang publik sebagai sarana menebar nilai-nilai keagamaan,” ujar Ketua Komunitas Coffee Morning, Muzai, Selasa (23/9/2025).


Warung Kopi Jadi Sarana Dakwah

Menurut Muzai, semangat yang diusung komunitas ini sejalan dengan nilai-nilai keislaman yang dijunjung masyarakat Abdya. Ia berharap langkah tersebut dapat menginspirasi daerah lain untuk memanfaatkan warung kopi sebagai tempat memperkuat keimanan.

“Warung kopi bisa lebih bermanfaat. Bukan hanya sekadar tempat nongkrong, tetapi juga bisa menjadi tempat memperkuat iman,” terangnya.

Perubahan fungsi ini sekaligus menunjukkan bahwa ruang publik dapat menjadi pusat edukasi spiritual yang inklusif dan mudah diakses oleh masyarakat luas.


📅 Undang KH. Muhammad Idrus Ramli untuk Tausyiah

Sebagai langkah nyata dalam menguatkan dakwah di ruang publik, Komunitas Coffee Morning akan menghadirkan KH. Muhammad Idrus Ramli, seorang ulama nasional asal Jawa, untuk mengisi tausyiah keislaman pada 4 Oktober 2025 mendatang.

Muzai menjelaskan bahwa KH. Idrus Ramli dikenal sebagai pakar Ahlussunnah Wal Jamaah yang aktif meluruskan pemahaman umat dari paham-paham yang dianggap menyimpang, seperti sekularisme, liberalisme, serta kelompok ekstrem.

KH. Muhammad Idrus Ramli lahir di Gugut, Jember, pada 1 Juli 1975. Ia menempuh pendidikan agama di Pondok Pesantren Nashirul Ulum hingga tahun 1986, lalu melanjutkan ke Pondok Pesantren Sidogiri hingga tingkat Aliyah. Sejak muda, ia aktif di Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (NU) di Pasuruan dan Jember.

Kini, ia memimpin Pondok Pesantren Al-Hujjah di Jambi, menjadikannya sosok yang disegani di kalangan pesantren.


🕌 Sejalan dengan Visi Peukong Agama Abdya

Inisiatif Komunitas Coffee Morning ini sejalan dengan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Abdya, Safaruddin–Zaman Akli, yang menekankan program “Peukong Agama” sebagai bagian dari pembangunan karakter masyarakat.

Muzai menyebutkan bahwa kegiatan dakwah di warung kopi ini juga mendapat dukungan pemerintah Kabupaten Abdya.

“Ini bagian dari visi Peukong Agama Safaruddin–Zaman Akli. Komitmen ini dikuatkan dengan Peraturan Bupati (Perbup) yang mewajibkan pemilik warung kopi mengadakan pengajian atau tausyiah minimal sebulan sekali setelah salat Subuh, dengan nama Ngopi Bersama Teungku,” jelasnya, mengutip Pasal 7 ayat (5) Perbup Abdya.


🤲 Ruang Publik sebagai Ladang Pahala

Muzai berharap program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengoptimalkan potensi warung kopi sebagai ruang edukasi spiritual. Menurutnya, warung kopi dapat menjadi pusat penyebaran ilmu agama sekaligus penguatan ukhuwah antarsesama.

“Semoga semakin banyak warung kopi yang menjadi ladang pahala. Tidak hanya sekadar tempat berkumpul, tetapi juga sarana memperdalam ilmu agama dan memperkuat ukhuwah,” pungkasnya.


🌟 Menghidupkan Dakwah di Ruang Publik

Transformasi warung kopi menjadi ruang dakwah menunjukkan bahwa dakwah tidak harus dilakukan di tempat formal seperti masjid atau aula. Dengan memanfaatkan tempat yang dekat dengan keseharian masyarakat, pesan keagamaan bisa disampaikan secara lebih santai, inklusif, dan mudah diterima.

Selain itu, langkah ini juga menjadi cara kreatif untuk mengimbangi budaya nongkrong yang populer di kalangan generasi muda. Melalui pendekatan yang ramah dan sesuai dengan budaya lokal, dakwah dapat dirasakan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.


🌟 Kesimpulan

Komunitas Coffee Morning di Abdya berhasil menghadirkan terobosan dengan mengubah warung kopi menjadi pusat dakwah dan penguatan nilai keislaman. Dukungan pemerintah daerah melalui program Peukong Agama dan Peraturan Bupati semakin memperkuat keberlanjutan inisiatif ini.

Hadirnya KH. Muhammad Idrus Ramli sebagai pengisi tausyiah pada 4 Oktober 2025 menjadi momentum penting yang diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat.

Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memanfaatkan ruang publik sebagai sarana penguatan iman dan persaudaraan, sehingga warung kopi tidak hanya menjadi tempat bersosialisasi, tetapi juga menjadi ladang pahala dan pusat edukasi spiritual.

Cek juga artikel paling baru dan paling top di cctvjalanan.web.id

By mimin