Dosen Unsoed Dukung Petani Wanatirta Kembangkan Kopi Robusta Konservasi Ramah Lingkungan

infowarkop.web.id – Upaya mengembangkan kopi yang produktif sekaligus ramah lingkungan terus dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya datang dari tim dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, yang mendampingi petani di Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dalam menerapkan konsep pertanian konservasi berbasis budi daya kopi robusta.

Program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemendiktisaintek, melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.

Tim pengabdian terdiri atas tiga akademisi Unsoed, yakni Prof Ahadiyat Yugi Rahayu sebagai ketua tim, bersama Okti Herliana dan Sri Hartini.


🌱 Pendampingan untuk Pertanian Konservasi

Ketua tim, Prof Ahadiyat Yugi Rahayu, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kopi robusta dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

“Pendampingan difokuskan pada penerapan pertanian konservasi untuk mencegah erosi sekaligus meningkatkan produktivitas kopi robusta secara ramah lingkungan,” ujar Prof Ahadiyat saat ditemui di Brebes, Kamis (25/9/2025).

Wilayah Desa Wanatirta memiliki kondisi alam berupa perbukitan dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani hortikultura, tanaman tahunan, dan kopi. Sekitar 115 petani menanam kopi di lahan seluas 0,5 hingga 2 hektare, baik di lahan pribadi maupun lahan Perhutani melalui sistem kerja sama.


🤝 Kemitraan dengan Kelompok Tani Tirta Semesta

Dalam program ini, Kelompok Tani Tirta Semesta, yang beranggotakan 25 petani, menjadi mitra utama.

Kelompok tani ini telah lama memproduksi kopi robusta dengan merek “Semesta”, namun sebagian besar praktik budidayanya masih dilakukan secara konvensional. Produksi rata-rata setiap musim panen mencapai 1,3 ton, di mana sekitar 600 kilogram dijual dalam bentuk green bean, dan 600 kilogram lainnya diolah menjadi kopi bubuk.

Ketua Kelompok Tani Tirta Semesta, Aris Budiarto, menyambut baik kehadiran tim Unsoed.

“Kami gembira mendapatkan pendampingan dari Unsoed, baik dalam budi daya maupun pengembangan usaha kopi. Dukungan ini membuat kelompok kami lebih semangat dan solid dalam mengembangkan kopi Semesta,” ujarnya.


🌿 Dorongan untuk Beralih ke Pupuk dan Pestisida Organik

Prof Ahadiyat mengungkapkan bahwa selama ini sebagian besar petani masih bergantung pada pupuk dan pestisida sintetis.

Ketergantungan ini tidak hanya berpotensi menurunkan kesuburan tanah, tetapi juga meningkatkan biaya produksi petani.

Untuk itu, tim mendorong penggunaan pupuk dan pestisida organik berbasis limbah pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu, mereka juga memperkenalkan agensia hayati Beauveria bassiana untuk membantu mengendalikan serangan hama penggerek buah kopi, salah satu tantangan utama yang sering dihadapi petani kopi robusta.

Dalam pelaksanaannya, Okti Herliana memimpin pelatihan bagi petani untuk memproduksi pupuk dan pestisida organik secara mandiri. Sementara itu, Sri Hartini berfokus pada penguatan kelembagaan kelompok tani dan membantu memperluas jangkauan pemasaran produk kopi mereka.


🌏 Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Pendampingan yang diberikan tim Unsoed tidak hanya bertujuan meningkatkan hasil panen, tetapi juga membantu petani mengoptimalkan sumber daya lokal agar lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.

Dengan teknik konservasi, diharapkan lahan-lahan perbukitan Wanatirta dapat terjaga kesuburannya sekaligus mengurangi risiko erosi yang dapat mengganggu produktivitas jangka panjang.

Dari sisi ekonomi, pengurangan penggunaan bahan kimia sintetis dan peningkatan kualitas kopi diharapkan mampu mendongkrak daya saing produk kopi “Semesta” di pasar lokal maupun nasional.


📈 Harapan untuk Keberlanjutan

Melalui program ini, Unsoed berharap dapat membantu para petani kopi Wanatirta meningkatkan kapasitas mereka dalam menerapkan praktik pertanian berkelanjutan.

“Kami berharap pendampingan ini dapat membantu petani kopi Wanatirta mengoptimalkan potensi kopi robusta sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di kawasan perbukitan,” kata Prof Ahadiyat.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa keberhasilan pertanian tidak hanya diukur dari volume produksi, tetapi juga dari keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan petani.


🌟 Kesimpulan

Kehadiran dosen Unsoed di Desa Wanatirta menjadi contoh nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

Dengan memperkenalkan teknik pertanian konservasi, penggunaan pupuk dan pestisida organik, serta penguatan kapasitas kelompok tani, program ini tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas kopi robusta, tetapi juga mendukung upaya menjaga kelestarian lingkungan di wilayah perbukitan.

Kopi robusta “Semesta” dari Wanatirta diharapkan dapat menjadi produk unggulan yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga dihasilkan melalui praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Berita Hot dan Paling Banyak Peminatnnya ada di hotviralnews.web.id

By mimin